Maaf! Saya harus bilang Pak DI GILA! Bayangkan, di saat pejabat lain, bahkan yang levelnya masih kroco, sudah berani nguing-nguing minta lewat di jalan tol dengan pengawalan, bapak ini malah nekat naik Kereta Api, dan bukan sembarang KA, ini KRL! Sungguh GILA!
Ketik saja di Google, maka keyword Dahlan Iskan Naik KRL sudah ada disana. Bapak DI naik Depok-Manggarai jam 08.10 dan malah mau nekat naik ke ATAS KRL. Apa nggak GILA itu namanya? Untung nggak jadi. Apa kata dunia kalau seorang MENTERI naik di atap KRL? *Haduh..
Bahkan di perusahaan besar saja jarang ada cerita si pemilik turun tangan. Misal bos tambak ikan skala internasional apa ada yang turun mungut ikan? Kayaknya jarang. Atau pembesar di kontraktor, apa iya mau pegang beton dan berkotor ria dengan semen? Lha wong pemilik pabrik rokok saja tiada mau merokok kok. Apa yang dilakukan Pak DI sudah jarang di perusahaan, apalagi di birokrasi.
Wong macet di tol saja tetap nguing-nguing, apa iya mau naik KRL? Heh? Apa kata dunia? Kalau ke Bali, pak DI bobo di hotel terjelek (kebetulan BUMN), pejabat lain? Pasti yang bintang 5.
Pak DI memang gila. Perspektifnya tentang kematian (karena nyaris mati) membuatnya punya cara berbeda memandang hidup, meski dari aspek kesehatan sungguh riskan, tapi toh beliau mengaku sehat.
Tetap sehat pak Dahlan, Indonesia menanti gebrakanmu berikutnya! Maaf, saya bilang bapak GILA, tapi nyatanya bapak memang GILA, dan salut bahwa diantara banyak yang sok waras, bapak pede untuk jadi GILA. SALUT!!!
http://sosbud.kompasiana.com/2011/12/05/orang-gila-bernama-dahlan-iskan/
Baru kemarin saya tonton talkshow beliau dengan sebuah quote bagus yang kira-kira begini, “saya itu harusnya sudah mati 5 tahun yang lalu, ketika saya diberi kesempatan untuk sehat kembali, maka saya harus memberikan semuanya.”
Ketik saja di Google, maka keyword Dahlan Iskan Naik KRL sudah ada disana. Bapak DI naik Depok-Manggarai jam 08.10 dan malah mau nekat naik ke ATAS KRL. Apa nggak GILA itu namanya? Untung nggak jadi. Apa kata dunia kalau seorang MENTERI naik di atap KRL? *Haduh..
Bahkan di perusahaan besar saja jarang ada cerita si pemilik turun tangan. Misal bos tambak ikan skala internasional apa ada yang turun mungut ikan? Kayaknya jarang. Atau pembesar di kontraktor, apa iya mau pegang beton dan berkotor ria dengan semen? Lha wong pemilik pabrik rokok saja tiada mau merokok kok. Apa yang dilakukan Pak DI sudah jarang di perusahaan, apalagi di birokrasi.
Wong macet di tol saja tetap nguing-nguing, apa iya mau naik KRL? Heh? Apa kata dunia? Kalau ke Bali, pak DI bobo di hotel terjelek (kebetulan BUMN), pejabat lain? Pasti yang bintang 5.
Pak DI memang gila. Perspektifnya tentang kematian (karena nyaris mati) membuatnya punya cara berbeda memandang hidup, meski dari aspek kesehatan sungguh riskan, tapi toh beliau mengaku sehat.
Tetap sehat pak Dahlan, Indonesia menanti gebrakanmu berikutnya! Maaf, saya bilang bapak GILA, tapi nyatanya bapak memang GILA, dan salut bahwa diantara banyak yang sok waras, bapak pede untuk jadi GILA. SALUT!!!
http://sosbud.kompasiana.com/2011/12/05/orang-gila-bernama-dahlan-iskan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar