Seiring dengan hebohnya kandungan kimia di botol bayi yang katanya berbahaya (yang bikin jadi ngeliat-liat botol susu kemana-mana pergi...--dasar pengen belanja terus ajah heuheuhe) Jadi dikutiplah beberapa artikel berikut dari info di milis dan dilengkapi dengan my comment.inilah summary-nya artikel 1: be informed artikel 2: amankah botol susu si kecil artikel 3: Kandungan Kimi botol bayi berbahaya artikel 4: Kenali Tanda Segitiga Pda kemasan plastik Semoga bermanfaat!! ARTIKEL 1: Be informed Plastik ada dimana-mana. Ada disekitar rumah kita, tempat kerja, mobil, bungkus pada makanan kita, kulit kita, produk rambut juga. Bisa terdapat pada baju, kacamata, gigi, computers, telephone, tempat makan, mainan dan masih banyak lagi. Plastik sekarang menjadi masalah -- more now than ever before Resiko Kesehatan Mengurangi plastik penting dan baik untuk kesehatan dan lingkungan kita Vinyl atau polyvinyl chloride (PVC) yang terdapat pada plastik melepaskan Dioxin. Dioxin adalah bahan kimia yang sangat persisten yang dapat menyebabkan kanker, immune suppression, gangguan hormon, dan infertility. Zat aditif ditambahkan pada plastik untuk membuatnya tidak kaku (seperti Phthalates) atau kaku (seperti Bisphenol A) dan dapat mengganggu hormon, terutama estrogen. Terpapar BPA pada usia dini dapat menyebabkan kerusakan genetic dan dapat juga menyebabkan keguguran pada wanita. Botol plastik Polycarbonate (#7) mengandung Bisphenol A (BPA), yang dapat lepas dari plastik meski pada temperatur kamar dan dapat menyebabkan kerusakan kromosom dan gangguan hormone. Botol air mineral yang terbuat dari #1 PET atau PETE (Polyethylene terephthalate) yang dapat melepaskan DEHA, zat karsinogenik juka digunakan lebih dari satu kali. Resiko kesehatan dari penggunaan plastik lebih nyata pada anak-anak yang system kekebalan tubuh dan organnya masih tumbuh dan lebih lemah (Dikutip dan diterjemahkan secara bebas banget dari http://www.naturallysustainable.com.au) ARTIKEL 2: Amankah Botol Susu Si Kecil? Yakinkah Anda dengan keamanan botol susu si kecil? Hati-hati! Ternyata benda yang sangat akrab dengan si kecil itu bisa mengeluarkan bahan kimia beracun dan berbahaya; bisphenol-A (BPA). Bisphenol-A (BPA) adalah monomer yang digunakan untuk menghasilkan plastik polikarbonat yang banyak digunakan untuk pembuatan botol susu. BPA ini pulalah yang membuat botol susu menjadi tahan lama dan tampak mengkilat. Tak hanya pada botol susu, BPA juga digunakan sebagai campuran plastik untuk membuat gelas anak batita (sippy cup), botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan minuman, termasuk kaleng susu formula. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa BPA dapat berpindah ke dalam minuman atau makanan jika suhunya dinaikkan karena pemanasan. Ironisnya botol susu sangat mungkin mengalami proses pemanasan, entah itu untuk tujuan sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan dengan microwave, atau dituangi air mendidih atau air panas. Peneliti dari University of Cincinnati menemukan, eksposur terhadap air mendidih menyebabkan botol plastik polikarbonat melepaskan BPA hingga 55 kali lebih cepat dari air dingin atau air bertemperatur normal. Menurut Sun C.L dari Departement of Chemistry, Faculty of Science, National University of Singapore, BPA termasuk dalam kelompok bahan kimia yang dikenal sebagai endokrin pengganggu yang menghalangi aktivitas hormon natural dalam tubuh, terutama estrogen. Padahal, hormon dibutuhkan pada hampir setiap proses biologis seperti fungsi imunitas, reproduksi, pertumbuhan bahkan mengontrol hormon lainnya di dalam tubuh. “Mereka bekerja dalam konsentrasi yang sangat kecil. Karena itu dosis yang kecil sekali pun dari endokrin pengganggu dapat membahayakan,” tulis Sun dalam karya ilmiahnya, Migration of Bisphenol A in Baby Milk Bottles. Sun memaparkan, penemuan terbaru menunjukkan bahwa ada korelasi antara BPA dengan penurunan produksi sperma, penambahan berat prostat, dan kanker testis pada laki-laki. Sementara pada perempuan, BPA berpotensi mengakibatkan ketidaknormalan perkembangan endometrium yang dapat menyebabkan infertilitas serta meningkatkan risiko terkena kanker payudara. Sun menerangkan, anak-anak, terutama bayi yang masih dalam kandungan dan bayi yang baru lahir, memiliki risiko yang paling besar terhadap bahan kimia tersebut. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon yang dapat berdampak selama periode emas pertumbuhan anak, meskipun akibatnya tidak langsung tampak. Untuk menghindari atau meminimalisir dampak BPA pada si kecil, spesialis anak Dr. Steven Parker, memberikan beberapa tips berikut: Hindari penggunaan botol polikarbonat yang mengandung BPA. Sebagai gantinya gunakan botol bebas BPA, atau botol yang terbuat dari gelas/kaca. Ketika membeli botol plastik, pilihlah botol yang menggunakan polypropylene/polyethylene, yang tidak keras dan tidak mengkilat. Carilah tanda "BPA-free" pada kaleng atau botol susu yang Anda beli. Hindari pemberian teether berbahan plastik/vinyl pada bayi. Hindari memanaskan makanan dalam wadah plastik karena dapat memicu pelepasan BPA. Sebagai gantinya, gunakanlah wadah gelas/kaca atau keramik. Cucilah botol dan wadah plastik dengan spons agar tidak merusak lapisan plastiknya. Belajar membaca kandungan dalam plastik. Singkirkan produk plastik yang mengandung bahan-bahan seperti DBP dan DEP, DEHP, DMP. Gunakan polyethylene (#5), dan hindari polikarbonat (#7). Jangan gunakan lagi botol plastik yang sudah tergores/rusak atau kusam. *source www.inspiredkidsmagazine.com ARTIKEL 3: Kandungan Kimia Botol Bayi Berbahaya Kamis, 04 September 2008 | 12:08 WIB TEMPO Interaktif , New York: Kalau anda masih memberikan susu bayi dengan botol, sebaiknya kini berpikir ulang. Dalam penelitian di Amerika baru-baru ini, bisphenol A, salah satu bahan kimia yang digunakan untuk membuat botol bayi dan minuman soda dinyatakan berbahaya untuk kesehatan anak-anak dan masih memerlukan penelitan lebih dalam untuk bisa dipastikan aman digunakan. Tes terhadap hewan telah menunjukkan efek yang berbahaya dari kandungan kimia bahan ini, yang terkenal disebut BPA. The National Toxicology Program melaporkan resiko bahan kimia ini terhadap anak-anak. Orang tua disarankan membatasi penggunaan botol-botol ini dalam keluarga mereka, tapi institusi ini belum merekomendasikan perubahan standar kesehatan Amerika. Dalam penelitian ini, versi terakhirnya telah dilaporkan sejak April, yang menggarisbawahi perbedaan dengan pernyataan pemerintah mengenai standar keamanan zat kimia ini. Staf dari Administrasi Makanan dan Obat mengatakan bahwa laporan terakhir bulan lalu ada selisih perbedaan keamanan untuk bisphenol A ketika digunakan dalam produk yang kontak dengan makanan. "Tidak tertutup kemungkinan BPA mempunyai efek terhadap kesehatan manusia," ujar John Bucher, Direktur Toxicology Group. Dalam pernyataannya, Bucher menambahkan bahwa melihat perkembangan pengaruh bisphenol A terhadap hewan, yang mempunyai tingkat sama dengan manusia. Sementara pada Apri lalu, Kanada menjadi negara pertama yang memastikan label bisphenol A adalah racun dan melarang penggunaannya di botol bayi. Sedangkan Senator dari Partai Demokrat di New York Charles Schumer mengaku akan memperhatikan masalah ini dan mengharapkan bahan kimia ini tidak digunakan dalam produk anak-anak. "Tapi butuh penelitian yang lebih detil dan jelas." Bisphenol A sendiri sesudah jamak digunakan pada produk botol-botol bayi dan minuman soda. Perusahaan minuman soda menggunakan bahan ini untuk melindungi minuman bersentuhan langsung dengan alumunium. Bloomberg| Nur Haryanto http://www.tempointeraktif.com/hg/kesehatan/2008/09/04/brk,20080904-133711,id.html My comment: emang sih kayaknya belum terlalu menghebohkan dari cara pemberitaannya ...buktinya amerika aja belum mengubah standar kesehatannya ato melarang sama sekali penggunaan BPA...apa karna alasan ekonomi kali ya?secara banyak banget botol yang pake BPA..kalo mau ditarik bisa bangkrut semua kali tuuh...tapiiii saya tetap memutuskan untuk mengganti semua botol adek luna pake yang BPA free....ga papa kok serasa beli botol lucu lucu yang baru :)....mesk iagak mahal tapiii demi anak...sayang anak....sayang anak... :D ARTIKEL 4: (yang dikutip dari blog cabincandy) Mengutip: Kenali Tanda Segitiga Pada Kemasan Plastik Akhir-akhir ini sering diulas di televisi tentang kemasan plastik yang berbahaya. Coba kita perhatikan di sekitar kita, sudah dipenuhi dengan sampah plastik yang tentunya sangat sulit untuk didaur ulang. Kita juga sering menjumpai berbagai macam plastik mulai dari tas kresek dengan berbagai macam warna (merah, putih, hitam dll), toples tempat makanan, botol air minum, botol susu, gantungan baju, *compact disk* (CD), pipa paralon dll yang semuanya itu mengandung plastik juga kan? Tentunya kita sebagai manusia awam tidak tahu mana plastik yang aman dan yang tidak aman. Tetapi ternyata sudah diatur dan ditetapkan secara internasional sehingga di negara manapun di dunia ini menggunakan kode dan simbol yang sama. Namun sayang masih banyak yang belum mengetahui seperti apa kode dan simbol tersebut. Bagi manusia awam kode dan simbol tersebut sangat penting untuk diketahui karena berkaitan dengan jenis bahan serta cara dampak pemakaiannya. Kode ini dikeluarkan oleh *The Society of Plastic Industry* pada tahun 1998 di Amerika Serikat dan diadopsi oleh lembaga-lembaga pengembangan sistem kode, seperti *ISO* (*International Organization for Standardization* ). Secara umum tanda pengenal plastik tersebut: 1. Berada atau terletak di bagian bawah 2. Berbentuk segitiga 3. Di dalam segitiga tersebut terdapat angka 4. Serta nama jenis plastik di bawah segitiga Tanda pengenal plastik itu dibagi menjadi 7 buah kelompok. Serta 3 tambahan sehingga totalnya ada 10 buah. Tanda-tanda plastik tersebut adalah: JENIS KE 1: Tanda ini biasanya tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya serta tulisan *PETE* atau *PET* (*polyethylene terephthalate* ) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol plastik, berwarna jernih/transparan/ tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. *BOTOL JENIS PET/PETE* ini direkomendasikan HANYA SEKALI PAKAI. Bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) dalam jangka panjang. JENIS KE 2: Umumnya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 2 di tengahnya, serta tulisan *HDPE* (*high density polyethylene* ) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, dan lain-lain. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya. Sama seperti PET, HDPE juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu. JENIS KE 3: Tertera logo daur ulang (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya, serta tulisan V. V itu berarti *PVC* (*polyvinyl chloride*), yaitu jenis plastik yang paling sulit didaur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain (bukan bertanda 3 dan V) seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun pisang misalnya). JENIS KE 4: Tertera logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE. *LDPE* (*low density polyethylene* ) yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic/ dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek. Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah: - Kuat, - Agak tembus cahaya, - Fleksibel dan permukaan agak berlemak. - Pada suhu di bawah 60oC sangat resisten terhadap senyawa kimia, - Daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, - Kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen, - Plastik ini dapat didaur ulang, baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat, dan memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia. Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini. JENIS KE 5: Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan *PP*. Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Jenis *PP* (*polypropylene* ) ini adalah pilihan bahan plastik terbaik, terutama untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Carilah dengan *kode angka 5* bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman. *JENIS KE 6:* Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan *PS*. *PS* (*polystyrene* ) ditemukan tahun 1839, oleh Eduard Simon, seorang apoteker dari Jerman, secara tidak sengaja. PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan *styrofoam*, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Selain tempat makanan, styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang. Pun bila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat panjang dan lama. Bahan ini dapat dikenali dengan *kode angka 6*, namun bila tidak tertera kode angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga. JENIS KE 7: Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan *OTHER*. Untuk jenis plastik 7 Other ini ada 4 jenis, yaitu: 1. *SAN* –*styrene acrylonitrile* , 2. *ABS* - *acrylonitrile butadiene styrene*, 3. *PC* - *polycarbonate* , 4. *Nylon* Dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan. SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan. Biasanya terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi, sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa. Plastik dengan jenis 7 yaitu SAN dan ABS merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan dalam kemasan makanan ataupun minuman. Bagaimana jenis plastik dengan kode 7 serta tulisan PC? PC –atau nama Polycarbonate dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak balita (*sippy cup*), botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan minuman, termasuk kaleng susu formula. Dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas. Dianjurkan tidak digunakan untuk tempat makanan ataupun minuman. Ironisnya botol susu sangat mungkin mengalami proses pemanasan, entah itu untuk tujuan sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan dengan microwave, atau dituangi air mendidih atau air panas. Apakah yang Dapat Kita Peroleh dari Informasi SIMBOL PLASTIK Tersebut? 1. Harus bijak dalam menggunakan plastik, khususnya kode 1, 3, 6, dan 7 (PC), seluruhnya memiliki bahaya secara kimiawi. *Gunakan hanya sekali pakai!* 2. Akan aman bila menggunakan plastik dengan *kode 2, 4, 5, dan 7 (SAN atau ABS)* Satu lagi yang perlu diwaspadai dari penggunaan plastik dalam industri makanan adalah kontaminasi zat warna plastik dalam makanan contohnya kita sering membeli gorengan di pinggir jalan, suka minta sama penjualnya yang panas lalu setelah digoreng dimasukkan ke kantong kresek hitam. Ternyata zat pewarna hitam ini kalau terkena panas, bisa terurai, terdegradasi menjadi bentuk zat radikal beracun yang berbahaya bagi kesehatan terutama dapat menyebabkan sel tubuh berkembang tidak terkontrol seperti pada penyakit kanker. Makanya mulai sekarang sebisa mungkin hindari membungkus makanan dengan tas kresek ya! Terutama makanan yang masih panas. Demi panjang umur…. Tips buat kita semua bagi para orang tua yang masih memerlukan botol susu untuk putra-putrinya: 1. Pilih dan gunakan botol susu bayi berbahan kaca, atau plastik *jenis 4 atau 5*. 2. Gunakanlah cangkir bayi berbahan stainless steel, atau plastik *jenis 4 atau 5*. 3. Untuk dot, gunakanlah yang *berbahan silikon*, karena tidak akan mengeluarkan zat karsinogenik sebagaimana pada dot *berbahan latex*. 4. Cegah penggunaan botol susu bayi dan cangkir bayi (dengan lubang penghisapnya) berbahan jenis *7 PC* (*polycarbonate* ). 5. Jika penggunaan plastik berbahan polycarbonate tidak dapat dicegah, janganlah menyimpan air minum ataupun makanan dalam keadaan panas. Yang harus diperhatikan pula oleh kita semua: 1. *Hindari* penggunaan botol plastik untuk menyimpan air minum (biasa digunakan untuk tempat air putih didalam kulkas). Jika penggunaan botol plastik berbahan PET (kode 1) dan HDPE (kode 2), tidak dapat dicegah, *gunakanlah hanya sekali pakai* dan segera dihabiskan. Gantilah dengan botol stainless steel atau gelas/kaca. 2. *Cegahlah* memanaskan makanan yang dikemas dalam plastik, khususnya pada microwave oven, bungkuslah terlebih dahulu makanan dengan daun pisang atau kertas sebelum dibungkus dengan plastik pembungkus ketika akan dipanaskan di mocrowave oven. 3. *Cegah* menggunakan kemasan plastik untuk mengemas makanan berminyak atau berlemak. 4. *Cobalah* untuk mulai menggunakan kemasan berbahan kain untuk membawa sayuran, makanan, ataupun belanjaan. 5. *Cegah* penggunaan piring dan alat makan plastik untuk masakan. Gunakanlah alat makan berbahan stainless steel, kaca, keramik, dan kayu. |
Senin, 16 Januari 2012
Be BPA aware
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar