- Dalam dekade terakhir ini ada kecenderungan kasus alergi pada anak meningkat. Masalah alergi akan menjadi masalah yang cukup dominan kesehatan di masa depan. Kasus alergi pada anak belum banyak diperhatikan secara baik dan benar baik oleh para orang tua atau sebagian kalangan dokter sekalipun.
- Penatalaksanaan Alergi pada anak diharapkan dilakukan dengan paripurna dan menyeluruh sehingga kesalahan diagnosis atau kesalahan penanganan serta komplikasi yang dapat ditimbulkan dapat dicegah.
- Permasalahan timbul karena mencari penyebab dan pencetus alergi makanan tidak mudah. Karena berbagai pemeriksaan alergi ternyata akurasi dan spesifitasnya sangat rendah. Hal inilah yang tampaknya menjadi penyebab utama mengapa kasus alergi sulit sekali dalam mengatasinya. Untuk mempermudah penanganan alergi harus dipahami perbedaan antara penyebab dan pencetus alergi.
- Pemeriksaan alergi berupa tes kulit, dan RAST sangat terbatas sebagai alat diagnosis.Sehingga sebaiknya tidak boleh menghindari makanan penyebab alergi berdasarkan karena tes kulit alergi. Pemberian obat terus menerus bukanlah jalan terbaik dalam penanganan alergi. Paling ideal dalam mencegah timbulnya alergi adalah menghindari pencetus atau penyebabnya .
PENYEBAB ALERGI : - MAKANAN
- HIRUPAN
- KONTAK KULIT
- OBAT-OBATAN
|
PEMICU ALERGI : - INFEKSI (panas, batuk, pilek)
- AKTIFITAS MENINGKAT (menangis, berlari, tertewa keras)
- UDARA DINGIN
- UDARA PANAS
- MINUMAN DINGIN
- STRES
- GANGGUAN HORMONAL: (kehamilan, menstruasi)
|
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI : - GENETIK (menurun dari orangtua)
- IMATURITAS SALURAN CERNA (Ketidakmatangan saluran cerna)
- PAPARAN (kontak terhadap penyebab alergi)
|
PENYEBAB ALERGI
- Alergi pada pernapasan sering ditimbulkan oleh adanya penyebab seperti hirupan dan makanan. Pada bayi dan anak makanan adalah sebagai penyebab yang utama sedangkan pada orang dewasa/tua pengaruh makanan semakin berkurang. Penyebab lainnya adalah hirupan seperti debu, serbuk sari bunga, bulu binatang, tungau (pada kasur kapuk).
- Pada berbagai gangguan alergi tampaknya alergi makanan berperanan paling utama sebagai penyebab. Alergi makanan dapat mengganggu semua organ atau sistem tubuh.
- Tetapi pada kenyataan sehari-hari sebagian besar masyarakat bahkan sebagian klinisi masih sering menganggap debu sebagai biangkeladi penyebabnya. Hal ini terjadi karena pada umumnya tes kulit alergi yang sering terdeteksi adalah debu dan tungau sedangkan makanan sering negatif. Hal ini terjadi karena pada tes kulit yang terdeteksi hanyalah penyebab alergi reaksi cepat atau kurang dari 8 jam. Sedangkan penyebab alergi yang masuk kategori reaksi lambat atau lebih dari 8 jam seperti sebagain besar makanan seringkali hasilnya negatif, Hal negatif ini bukan berarti penderita tidak alergi makanan.
UNTUK MEMASTIKAN PENYEBAB ALERGI
- Untuk memastikan penyebab alergi makanan bukan dengan tes kulit. Tes alergi hanya bisa memastikan invidu mempunyai bakat alergi, bukan memastikan penyebab alergi. Diagnosis alergi makanan dibuat berdasarkan diagnosis klinis, yaitu anamnesa (mengetahui riwayat penyakit penderita) dan pemeriksaan yang cermat tentang riwayat keluarga, riwayat pemberian makanan, tanda dan gejala alergi makanan sejak bayi dan dengan eliminasi dan provokasi. Untuk memastikan makanan penyebab alergi harus menggunakan Provokasi makanan secara buta (Double Blind Placebo Control Food Chalenge = DBPCFC). DBPCFC adalah gold standard atau baku emas untuk mencari penyebab secara pasti alergi makanan. Cara DBPCFC tersebut sangat rumit dan membutuhkan waktu, tidak praktis dan biaya yang tidak sedikit.
- Beberapa pusat layanan alergi anak melakukan modifikasi terhadap cara itu. Children Allergy Center Rumah Sakit Bunda Jakarta melakukan modifikasi dengan cara yang lebih sederhana, murah dan cukup efektif. Modifikasi DBPCFC tersebut dengan melakukan “Eliminasi Provokasi Makanan Terbuka Sederhana”.
PENCETUS ALERGI
- Timbulnya gejala alergi bukan saja dipengaruhi oleh penyebab alergi, tapi juga dipengaruhi oleh pencetus alergi. Beberapa hal yang menyulut atau mencetuskan timbulnya alergi disebut faktor pencetus.
- Faktor pencetus tersebut dapat berupa faktor fisik seperti dingin, panas atau hujan, kelelahan, aktifitas berlebihan tertawa, menangis, berlari,olahraga. Faktor psikis berupa kecemasan, sedih, stress atau ketakutan.
- Faktor hormonal juga memicu terjadinya alergi pada orang dewasa. Faktor gangguan kesimbangan hormonal itu berpengaruh sebagai pemicu alergi biasanya terjadi saat kehamilan dan menstruasi. Sehingga banyak ibu hamil mengeluh batuk lama, gatal-gatal dan asma terjadi terus menerus selama kehamilan. Demikian juga saat mentruasi seringkali seorang wanita mengeluh sakit kepala, nyeri perut dan sebagainya.
- Faktor pencetus sebetulnya bukan penyebab serangan alergi, tetapi menyulut terjadinya serangan alergi. Bila mengkonsumsi makanan penyebab alergi disertai dengan adanya pencetus maka keluhan atau gejala alergi yang timbul jadi lebih berat. Tetapi bila tidak mengkonsumsi makanan penyebab alergi meskipun terdapat pencetus, keluhan alergi tidak akan muncul. Pencetus alergi tidak akan berarti bila penyebab alergi makanan dikendalikan.
- Hal ini yang dapat menjelaskan kenapa suatu ketika meskipun dingin, kehujanan, kelelahan atau aktifitas berlebihan seorang penderita asma tidak kambuh. Karena saat itu penderita tersebut sementara terhindar dari penyebab alergi seperti makanan, debu dan sebagainya. Namun bila mengkonsumsi makanan penyebab alergi bila terkena dingin atau terkena pencetus lainnya keluhan alergi yang timbul lebih berat. Jadi pendapat tentang adanya alergi dingin mungkin keliru.
BENARKAH DEBU DAN DINGIN SEBAGAI PENYEBAB ALERGI YANG UTAMA
- Debu yang paling sering dianggap sebagai penyebab alergi adalah debu rumah atau ”house dust”. Debu di luar rumah jarang dianggap sebagai penyebab alergi.
- Bila dicermati debu yang selama ini dianggap sebagai biang keladi penyebab alergi mungkin bisa disangsikankan. Hal ini dapat dibuktikan bahwa keluhan alergi seperti batuk dan pilek seringkali timbul saat malam dan pagi hari. Padahal saat malam dan pagi hari debu lebih sedikit. Reaksi alergi karena debu adalah reaksi cepat yang seharusnya lebih banyak timbul saat siang hari saat aktifitas. Fakta lain juga terjadi banyak orangtua yang telah membersihkan semua debu, boneka, karpet dan dipasang air condition plasma cluster tetapi ternyata gejala alergi batuk dan pilek tidak kunjung hilang.
- Debu bisa dapat menimbulkan alergi bila dalam jumlah yang cukup besar seperti bila masuk gudang, rumah yang tidak ditinggali lebih dari seminggu, saat bongkar-bongkar kamar atau saat menyapu.
- Dingin atau AC sering juga dianggap biang keladi penyebabnya. Mungkin memang benar dingin sebagai pemicu atau memperberat gangguan yang sudah ada. Tetapi pendapat ini tidak sepenuhnya benar karena banyak penderita alergi batuk saat tidur siang dengan AC yang sangat dingin tidak timbul gejala batuk tersebut. Hingga saat ini masih belum diketahui mengapa gejala alergi atau asma sering timbul saat malam hari. Diduga peranan hormonal sirkadial yang mengakibatkan fenomena gejala saat malam dan pagi hari lebih sering terjadi.
- Fakta tersebut di atas lebih menunjukkan bahwa makanan sangat mungkin berperanan dalam kejadian alergi. Proses terjadinya alergi makanan sebagian besar menimbulkan reaksi lambat, gejala timbul setelah 6-8 jam terpapar makanan tertentu seperti ayam, telor, jeruk, coklat dan sebagainya. Sebagian kecil makanan menunjukkan reaksi cepat atau kurang dari 8 jam seperti ikan laut, kacang, mangga dan buah-buahn tertentu lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar