Senin, 02 Januari 2012

Rumah Bernuansa Jepang

Saya sangat suka dengan budaya dan arsitektur negara jepang, walaupun hanya sempat melihatnya pada saat menonton dorama (film drama) di layar televisi, namun saya sangat tertarik dengan bagaimana terstrukturnya arsitektur di jepang. Untuk kali ini, saya akan coba membahas tentang arsitektur rumah tradisional di jepang. Arsitektur rumah tradisional Jepang bermaterikan kayu sebagai bahan utamanya, anyaman tikar (tatami) sebagai penutup lantai dan perpaduan antara kayu dan kertas (shoji) sebagai dinding partisinya.





Modul perencanaan ruang didasarkan atas ukuran 1 lantai tatami ( 176 x 88 cm ) yang disebut sebagai 1 jo. Kelipatan dari jo inilah yang menjadi dasar penentu luas suatu ruangan. Ruang berukuran standart biasanya terdiri dari 6 jo. Tatami hanya dipasang di ruang tidur dan ruang keluarga/ ruang tamu, selain itu lantai dapur dan selasar menggunakan bahan vynil/ parquette. Lantai keramik jarang dipergunakan di Jepang, kecuali untuk KM/WC, ruang exterior dan fasilitas umum. Hal ini karena konstruksi rumah panggung tidak memungkinkan untuk menggunakan keramik. Ketebalan tatami sekitar 3cm s/d 6cm, yang terdiri dari particel board yang dilapisi tikar. Konsep rumah panggung hingga saat ini masih diterapkan di Jepang, untuk mengantisipasi gempa bumi yang kerap melanda Jepang.

Potongan rumah panggung khas Jepang, hingga sekarang konstruksi seperti ini tetap dipergunakan. Shoji, partisi geser antara ruang saat ini sudah jarang yang bermaterikan kertas, digantikan oleh kaca buram yang dapat bertahan lebih lama. Konstruksinya yang praktis membuat shoji dapat “buka pasang” setiap saat jika diperlukan.

Lemari ( oshiire ) yang dilengkapi dengan pintu geser ( fusuma ) dan dilapisi wallpaper, memiliki kedalaman 75cm, karena sebagai tempat menyimpan kasur gulung ( futon ), jika sedang tidak dipergunakan. Karena keterbatasan lahan di Jepang, rumah menjadi sangat mungil ukurannya, oleh karena itu sebuah ruangan dapat memiliki fungsi ganda. Pagi dan siang hari untuk rg. keluarga dan rg. makan, dimalam hari untuk rg. tidur. Di area entrance biasanya terdapat rg. foyer/ penerima tamu/ genkan. Di ruang ini tamu harus melepaskan alas kakinya dan menggantinya dengan sandal rumah yang biasanya sudah disediakan, kebiasaan ini diperlukan untuk menjaga kebersihan dan keawetan dari tatami.







Kamar mandi biasanya dilengkapi bak untuk berendam, yang kedalamannya lebih dalam daripada bath tub. Sudah menjadi kebiasaan warga Jepang untuk berendam setelah lelah bekerja seharian. Karena air dalam bak digunakan secara bergantian oleh anggota keluarga, maka sebelum berendam, biasanya mandi terlebih dahulu. Setelah itu bak ditutup agar air tetap hangat dan bersih, kemudian siap siap deh yang lain berendam, jadi mirip-mirip kolam renang, hanya ini sistemnya perorangan.

Closet di rumah tinggal umumnya sudah menggunakan closet duduk yang dilengkapi dengan aneka macam tombol untuk membilasnya, namum closet jongkok masih populer di Jepang, fasilitas umum biasanya menyediakan 2 jenis toilet ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar