Kamis, 03 November 2011

Memerah ASI Dengan Tangan vs Pompa

DENGAN TANGAN
Bukan sekedar bermodalkan dua tangan lho, pelajari tekniknya dengan seksama dan dapatkan manfaat gandanya
Pros (sorted mulai dari alasan yang paling berharga):
  1. Gerakan memerah dengan tangan sekaligus berfungsi untuk memijat payudara, lebih efektif  merangsang payudara untuk terus memproduksi ASI, sekaligus merawat payudara.
  2. Lebih efektif mengosongkan payudara, terutama saat ASI tinggal sedikit. Dengan pijatan langsung di payudara Anda bisa mengeluarkan ASI yang tersisa.
  3. Jumlah hasil perahan biasanya lebih banyak dibanding dengan pompa karena bisa memerah ASI sampai habis.
  4. Lebih menantang/challenging, memicu motivasi yang lebih kuat
  5. Pada saat merangsang Let Down Refflect (LDR) lebih efektif dilakukan dengan selang-seling memijat, merangsang dan memerah, sambil membayangkan si kecil atau sambil melihat foto si kecil sehingga bonding lebih kuat
  6. Puting tidak tertarik-tarik memanjang oleh pompa, tidak nyeri
  7. Tidak direpotkan untuk membersihkan dan mensterilkan pompa ASI setiap akan memerah (tiap 2 jam) karena yang dibutuhkan hanya tangan yang bersih untuk memerah ASI.
  8. Tidak direpotkan dengan banyaknya spareparts kecil-kecil yang berisiko mudah hilang, rusak, salah rakit sehingga pompa tidak dapat beroperasi dengan optimal.
  9. Tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli pompa, baterai atau biaya listrik untuk mengoperasikan pompa elektrik.
  10. Tidak tergantung pada alat.
  11. Tidak perlu membawa banyak peralatan, cukup wadah steril untuk menampung ASI.
  12. Tidak perlu memindahkan hasil perahan ke wadah penyimpanan, ASI dapat langsung ditampung di wadah penyimpanan permanen seperti botol kaca
Tantangan:
  • Harus tahu teknik memerah ASI yang tepat agar bisa memperoleh hasil maksimal. Otherwise risiko menghabiskan banyak waktu untuk memerah tapi hasil yang didapatkan hanya sedikit, nyeri, hingga memar.
  • Menggunakan tenaga sendiri untuk memerah ASI sehingga perlu stamina yang memadai. Mitigasi: jaga stamina agar fit dan bugar, memerah bergantian tangan kanan dan kiri.
  • Butuh  ruang  tertutup saat memerah ASI. Mitigasi: gunakan nursing cover yang memiliki boning pada bagian leher.
Cons:
  • Tidak bisa melakukan kegiatan lain karena kedua tangan bekerja untuk memerah ASI dan memegang wadah penampung ASI Perah
DENGAN POMPA
Ada dua alat : pompa manual atau pompa elektrik.
Pros:
  • Pada pompa elektrik mesin yang bekerja memompa ASI.
  • Lebih hemat waktu dengan dua pompa elektrik, bisa memerah kedua payudara sekaligus.
  • Bisa melakukan aktifitas lain sambil memerah ASI karena satu tangan masih bisa bergerak, misalnya membaca majalah atau menulis
  • Bila Anda menggunakan pompa elektrik sederhana dan dengan sedikit bantuan orang lain, bisa memerah ASI sambil menyusui bayi.
  • Lebih mudah dilakukan di mana saja, seperti di dalam mobil dalam perjalanan. Tutup dengan nursing apron dan Anda bisa langsung memerah ASI.
Cons:
  • Kurang nyaman, bahkan beberapa ibu merasa sakit di masa awal menggunakan pompa ASI. Anda harus perhatikan dengan cermat instruksi penggunaan pompa ASI sehingga bisa menempatkan payudara dengan tepat agar tidak sakit saat dipompa. Pompa manual yang menggunakan tekanan negatif tidak dianjurkan, karena dapat merusak saluran ASI
  • Puting disedot hingga tertarik memanjang
  • Kurang efektif dalam mengosongkan payudara. Saat ASI tinggal sedikit biasanya ASI tidak bisa keluar bila dipompa dengan alat, namun bila Anda perah secara manual sebenarnya masih ada ASI yang keluar.
  • Anda bergantung pada alat, sehingga bila pompa tertinggal, baterai habis atau tidak ada tenaga listrik, Anda tidak bisa memerah ASI.
  • Pompa elektrik dengan 2 phase masih kurang optimal untuk memijat payudara, kurang efektif  merangsang payudara untuk terus memproduksi ASI.
  • Harus membersihkan dan mensterilkan pompa ASI setiap akan memerah (tiap 2 jam)
  • Banyaknya spareparts kecil-kecil yang berisiko mudah hilang, rusak, salah rakit sehingga pompa tidak dapat beroperasi dengan optimal.
  • Biaya untuk membeli pompa, baterai atau biaya listrik untuk mengoperasikan pompa elektrik.
  • Peralatan yang dibawa lebih banyak
  • Jika menggunakan penampung sementara yang kompatibel dengan pompa, perlu memindahkan hasil perahan ke wadah penyimpanan permanen seperti botol kaca
  • Corong harus disesuaikan dengan ukuran puting ibu
Sharing:
"saya working mom,tiap pagi perah asi di kantor dg cara marmet (pakai tangan aja) coz kalo pakai BP ribet bawanya jg cuci &sterilnya kalau msh mau dipake lagi." (wall group Aimi Jatim)
"kl pakai marmet, areola+nipple gak sakit, krn yg ditekan2 bukan areola. kl menggunakan BP, areola dan puting kl posisi gak pas bisa sakit." (wall group Aimi Jatim)
"BP Harus dipaskan langsung dengan PD. Puting harus bisa bergerak bebas dalam corong. Tapi juga tidak terlalu longgar karena akan menarik terlalu banyak jaringan areola ke dalam lubang corong.Kalauu terlalu kecil, puting akan terjepit saat bergerak maju mundur dalam corong.Pompa yg baik akan menyediakan pilihan corong yg sesuai dg ukuran puting ibu (dijual terpisah)" (wall group Aimi Jatim)
...
Referensi:
Googling dari berbagai sumber, sharing dari teman2 dan friend/follower Mamaperah, Aimi Jatim, pengalaman pribadi @Lia Gita Prajoko
http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150568107985355

Tidak ada komentar:

Posting Komentar